Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Pasuruan

Jalan Raya Raci KM 15 Bangil - Pasuruan 67153 Jawa Timur, Telp. (0343) 748909 , Fax. (0343) 747919 email: kpakabpasuruan@yahoo.co.id

Sejarah HIV 2006 - 2008

Sejarah 2006

Januari 2006, bintang musik rock Bono mengumumkan merek komersial yang baru khusus dirancang untuk menggalang dana memerangi AIDS di Afrika. “Product RED (Produk MERAH)” melibatkan perusahaan yang bersepakat menjual produk khusus berwarna merah dan menyumbangkan sebagian keuntungannya kepada Global Fund. Produk pertama mulai tersedia di Inggris pada Maret.


Hasil akhir dari prakarsa WHO ‘3 pada 5’ diumumkan pada Maret. Pada akhir 2005, hanya kurang lebih 1,3 juta orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah telah menerima pengobatan antiretroviral (ART), yaitu kurang dari separuh sasaran tiga juta. Walaupun hasil tersebut mengecewakan, WHO menekankan bahwa angka itu menunjukkan lebih dari tiga kali lipat peningkatan dalam dua tahun.

PEPFAR mengumumkan bahwa dana tersebut membantu menyediakan pengobatan pada 401.000 orang di 15 negara terfokus, tetapi berita itu segera dikalahkan oleh kritikan tentang kebijakan program penanggulangan HIV tersebut. Laporan pemerintah AS menyatakan bahwa dengan menempatkan sepertiga anggaran pencegahan pada program yang mendorong puasa seks (abstinence) dan kesetiaan, PEPFAR mendesak negara untuk mengurangi anggaran pada upaya untuk menolong kelompok berisiko tinggi dan pada pencegahan penularan dari ibu-ke-bayi.

Maret 2006, penelitian baru memberi kesan bahwa kejadian infeksi HIV di selatan India sudah menurun antara 2000 dan 2004, barangkali karena perubahan perilaku seksual. Salah satu penulis, Profesor Prabhat Jha mengatakan “Sudah ada banyak dugaan, kebanyakan berdasarkan terkaan, bahwa AIDS di India akan meledak – seperti yang terjadi di selatan Afrika – tetapi sekarang kita memiliki bukti langsung mengenai sesuatu yang positif.”

Pada 21 Mei, dilakukan International AIDS Candlelight Memorial (Malam Renungan AIDS) dengan tema internasional “Lighting the Path to a Brighter Future (Menyalakan jalan ke masa depan yang lebih terang)”.

Pada 22 Mei 2006, Dr. Lee Jong-wook, Direktur Jenderal WHO, meninggal setelah menjalani pembedahan darurat. Dr. Lee memimpin prakarsa ‘3 pada 5’, dan bersemangat menyukseskan akses universal pada pencegahan, pengobatan dan layanan HIV.

Pada akhir Mei 2006, 25 tahun setelah dokter pertama kali menyadari tentang AIDS, UNAIDS menerbitkan laporan yang sangat lengkap tentang epidemi dunia. Walaupun jumlah Odha tetap meningkat, ada bukti baru tentang penurunan prevalensi HIV di Kenya, serta di wilayah perkotaan Burkina Faso dan Haiti.

Laporan UNAIDS juga mengungkapkan bahwa anggaran tanggapan pada AIDS di negara berpenghasilan rendah dan menengah telah meningkat dari 300 juta dolar AS pada 1996 menjadi 8,3 miliar dolar pada 2005, tetapi masih jauh di bawah yang dibutuhkan untuk tindakan yang berarti. Dari 18,1 miliar dolar yang diperlukan pada 2007, hanya 10 miliar dolar yang mungkin akan tersedia.

Juni 2006 juga mencakup deklarasi UNGASS di hari jadinya ke-5, dengan anggota PBB mencanangkan sasaran yang bersemangat untuk melawan HIV dan AIDS sedunia. Sebuah Pertemuan Tingkat Tinggi lagi dilakukan untuk menyepakati “Declaration of Commitment on HIV/AIDS” baru, yang akan memandu tanggapan dunia pada beberapa tahun mendatang. Dokumen akhir dikritik oleh beberapa aktivis sebagai tidak jelas dan menghindari komitmen anggaran yang pasti.

Kegembiraan aktivis AIDS dipicu ketika Vatikan memberi kesan bahwa Gereja Katolik berencana meninjau kembali sikapnya terhadap penggunaan kondom sebagai cara pencegahan HIV. Namun, langsung tampak jelas bahwa mustahil untuk mengubah kebijakan itu, dan Gereja Katolik mungkin tetap akan menentang penggunaan kondom dalam keadaan ada pun.

Gates Foundation – sumber dana swasta untuk HIV dan AIDS terbesar di dunia – menerima tambahan dana secara bermakna pada Juni 2006, ketika seorang miliarder Warren Buffet berjanji menyumbangkan 31 miliar dolar dalam waktu sepuluh tahun. Bill Gates mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari Microsoft untuk berkonsentrasi pada pekerjaan di yayasannya.

Juli 2006, pil pertama yang dipakai sebagai satu pil sekali sehari untuk mengobati infeksi HIV secara efektif disetujui untuk dijual di AS. Hasil dari kerja sama antara dua perusahaan obat besar yang selama ini belum pernah terjadi, pil Atripla, gabungan tiga jenis obat yang dipakai secara luas pada pengobatan lini pertama. Obat baru sekali sehari menunjukkan pengembangan yang cepat sejak pertengahan 1990-an, waktu Odha umumnya harus memakai beberapa pil setiap beberapa jam.

Agustus 2006, perhatian dialihkan pada International AIDS Conference (IAC) ke-16 di Toronto, Kanada, dengan tema ‘Time to Deliver (Saat Dihasilkan)’. Salah satu titik pembahasan adalah bagaimana mempercepat perluasan ART sedunia, dan secara khusus bagaimana meningkatkan kelangkaan petugas kesehatan di sebagian besar negara yang membutuhkannya. Para utusan juga membahas pro dan kontra terhadap tes HIV secara rutin, yaitu setiap orang yang berkunjung ke pusat layanan kesehatan ditawarkan tes HIV, tidak tergantung pada gejala. WHO dan badan lain berpendapat bahwa penggunaan pendekatan itu secara lebih luas akan meningkatkan penggunaan pengobatan dan membantu mengatasi stigma.

Konferensi itu menyediakan landasan untuk mengkritik tanggapan pemerintah Afrika Selatan pada AIDS. Para aktivis mengkritik stan pameran Afrika Selatan, yang didominasi oleh pengobatan ramuan tradisional yang belum terbukti, dengan hampir tidak ada rujukan pada pengobatan yang efektif. Rekan ketua konferensi Mark Wainberg mengatakan, adalah “sangat tidak pantas” jika para pemimpin Afrika Selatan tidak bersedia berbicara secara terbuka tentang AIDS.

Segera setelah konferensi, lebih dari 80 ilmuwan internasional yang terkemuka menulis surat terbuka kepada Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki, menghimbau agar beliau memecat menteri kesehatan Manto Tshabalala-Msimang, dengan tuduhan “kebijakan HIV/AIDS yang berbahaya, kebohongan ilmiah.” Sebagai gantinya, pemerintah Afrika Selatan membentuk komite baru antarmenteri untuk mengambil alih tanggapan AIDS nasional. Komite itu akan dipimpin oleh wakil presiden, dengan demikian akan mengesampingkan kebijakan menteri kesehatan yang kontroversial.

Untuk mendukung konferensi Toronto, jurnal medis Lancet menerbitkan edisi khusus dengan halaman muka berwarna merah untuk membantu mempromosikan Produk MERAH. Jurnal 130-halaman itu seluruhnya ditujukan untuk artikel terkait AIDS, dan memuat iklan “Produk MERAH”. The Independent, surat kabar Inggris adalah yang pertama menerbitkan edisi MERAH pada Mei 2006; dan dilakukan kembali pada September 2006 dan Desember 2006.

September 2006, WHO menerbitkan peringatan darurat kepada para petugas kesehatan profesional untuk mengawasi jenis TB baru, yang tidak dapat diobati dengan obat yang sudah ada. WHO sudah menyadari keberadaan TB-XDR (extremely drug-resistant tuberculosis) selama beberapa tahun, dan ditemukan di Asia, Eropa bagian timur dan AS. Peringatan itu ditingkatkan ketika dokter melaporkan 53 pasien baru di Afrika Selatan, 52 di antaranya meninggal dalam 25 hari. Diperkirakan bahwa sebagian besar, apabila tidak semua, pasien tersebut adalah koinfeksi dengan HIV. Para ahli khawatir bahwa mereka mungkin akan menghadapi epidemi baru yang menghancurkan.

Di AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menerbitkan pedoman baru yang menyarankan tes HIV rutin untuk semua orang dewasa dan remaja yang berkunjung ke pusat layanan kesehatan. Tes HIV secara rutin sudah terbukti berhasil menentukan HIV di antara ibu hamil; CDC berharap penggunaan pendekatan itu secara lebih umum akan membantu mengurangi tingkat infeksi baru, dan akan menghasilkan lebih banyak orang yang menerima pengobatan sebelum menjadi sangat sakit.

Produk MERAH diluncurkan di AS pada Oktober, waktu Apple dan Motorola mendukung produk MERAH tersebut.

Kevin De Cock, direktur departemen HIV/AIDS WHO, menyatakan kian keprihatinan mengenai HIV di Papua New Guinea (PNG) pada Oktober. Prevalensi HIV di antara orang dewasa di negara Pasifik ini diperkirakan kurang lebih 1,8% – angka yang tidak lazim di luar Afrika. Menteri Kesehatan PNG mengatakan bahwa beberapa kantong wilayah yang terpencil dapat memiliki angka yang tinggi hingga 30%. Menurut Dr. De Cock, “PNG mungkin berbeda sendiri di wilayah itu.”

Tema Hari AIDS Sedunia 2006 ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai ‘STOP AIDS – Tepati Janji’, dengan fokus pada akuntabilitas. Tema internasional tetap ‘Stop AIDS. Keep the Promise’, sama seperti tahun sebelumnya.

Desember 2006, wakil menteri kesehatan Afrika Selatan Nozizwe Madlala-Routledge memutuskan untuk berbicara menentang pemerintahannya sendiri, mengakui bahwa ada “pengingkaran di tingkat yang sangat tinggi” terhadap krisis AIDS di Afrika Selatan. Dia juga mengakui bahwa para pemimpin menciptakan kebingungan tentang pengobatan dengan tampil untuk mempromosikan makanan bergizi sebagai pengobatan tetap. Para aktivis menyambut pernyataan tersebut sebagai “saat penentuan” terhadap tanggapan negara pada HIV dan AIDS.

Pengumuman yang paling ilmiah selama 2006 dibuat pada Desember 2006, ketika National Institutes of Health AS mengungkapkan hasil dari dua uji coba tentang sunat pada laki-laki di Afrika sebagai cara pencegahan HIV. Penelitian itu dihentikan lebih awal karena alasan etika sebab sudah dihasilkan bukti yang jelas bahwa intervensi itu mengurangi penularan HIV sebanyak kurang lebih 50%.

Sejarah 2007

Penelitian mikrobisida internasional skala besar dihentikan pada Januari setelah hasil sementara menemukan obat tersebut tidak mencapai sasaran pencegahan infeksi HIV pada perempuan. Justru, uji coba obat itu di beberapa tempat menemukan tingkat infeksi yang lebih tinggi di antara perempuan yang memakai gel vagina selulosa sulfat, dibandingkan kelompok plasebo. UNAIDS menyatakan berita itu sebagai “mengecewakan dan kemunduran yang tidak diharapkan” karena “kebutuhan untuk melanjutkan penelitian untuk menemukan cara pencegahan infeksi HIV yang dikendalikan oleh perempuan penggunanya adalah mendesak.”

Juga pada Januari 2007 muncul pengumuman yang mengejutkan oleh Presiden Jammeh dari Gambia, menyatakan bahwa dia telah menemukan penyembuh AIDS. Pengakuan Jammeh segera terungkap tidak berdasar. Para ilmuwan yang melakukan tes membantah temuan penelitian itu, mengatakan bahwa tidak ada pasien di dalam uji coba “yang dapat digambarkan sebagai sembuh.” Presiden International AIDS Society Dr. Pedro Cahn menyatakan pengakuan presiden Gambia “mengejutkan dan tidak bertanggung jawab”, tidak hanya karena memberikan harapan palsu, tetapi juga membahayakan nyawa orang dengan menghentikan ART-nya.

Pertemuan Nasional HIV & AIDS ke-3 dilakukan di Surabaya 4-8 Februari 2007 dengan tema “Menyatukan Langkah untuk Memperluas Respons”.

Pada Maret, untuk pertama kalinya WHO dan UNAIDS menerbitkan pedoman tentang sunat dan HIV. Pedoman yang diterbitkan tiga bulan setelah uji coba di Uganda dan Kenya tersebut menyediakan bukti yang lengkap bahwa sunat mengurangi risiko penularan dari perempuan kepada laki-laki sebanyak kurang lebih 50-60%.

Pada April diungkapkan oleh WHO bahwa pada akhir 2006 dua juta Odha di negara berpenghasilan rendah dan menengah mengakses ART. Itu artinya kurang lebih 28% dari Odha yang membutuhkan ART yang menerimanya. Kecepatan perluasan tetap terlalu lamban untuk memenuhi target yang disepakati oleh sidang G8.

Pada Juni G8 mengubah janjipengobatan universalnya untuk memberikan kepada setiap orang yang membutuhkan akses ART pada 2010. Sebagai gantinya, G8 mengusulkan target baru yang lebih rendah dari yang semula diusulkan, “dalam beberapa tahun mendatang” sasaran untuk memastikan akses untuk “kurang lebih lima juta orang”. Penurunan janji G8 memicu kemarahan, karena ada pendapat bahwa G8 ingkar janji yang merupakan inti perlawanan terhadap AIDS selama dua tahun terakhir. Walaupun diakui bahwa target pengobatan universal pada 2010 adalah lebih merupakan impian daripada yang mungkin terlaksana, banyak orang berpendapat bahwa target yang begitu tinggi memberi tekanan pada pemerintah untuk mendapatkan sebanyak mungkin orang ke dalam program pengobatan dan menyoroti skala dan keterdesakan tugas tersebut.

Pada Juli diungkapkan bahwa metode sampling yang baru menghasilkan penurunan yang bermakna pada perkiraan jumlah Odha di India. Perkiraan sebelumnya memberi kesan bahwa ada kurang lebih 5,7 juta Odha di India, merupakan jumlah kasus HIV terbesar di dunia. Angka baru itu memberi kesan bahwa jumlah yang sesungguhnya adalah antara dua dan 3,1 juta orang – kurang lebih 60% lebih rendah dibandingkan perkiraan semula – dan menjadikan India sebagai negara ketiga setelah Selatan Afrika dan Nigeria sebagai negara dengan populasi Odha tertinggi dunia.

Akhir Juli 2007, ada laporan tentang obat antiretroviral (ARV) palsu yang membanjiri pasar Zimbabwe, berpotensi membahayakan banyak jiwa. Juru bicara Medicines Control Authority of Zimbabwe (MCAZ) mengatakan “ARV itu mungkin palsu, diubah atau tercemar, sehingga menjadi tidak efektif dan kadang berbahaya.”

Diungkapkan bahwa bangsa Afrika di Botswana mampu mengurangi secara bermakna tingkat penularan HIV dari ibu-ke-bayi. Botswana, salah satu negara dengan tingkat prevalensi HIV tertinggi di dunia, membentuk program pengobatan dan layanan secara menyeluruh, untuk memastikan bahwa seluruh perempuan dites HIV saat hamil dan ditawarkan ARV yang sesuai untuk mencegah HIV ditularkan kepada bayinya.

Spiritia melaksanakan Kongres Nasional Odha dan Ohidha ke-II Peningkatan Pemberdayaan dan Keterampilan dalam Menghadapi HIV dan AIDS di Lido 29 Juli-1 Agustus 2007 dengan tema ”Peduli AIDS – Jangan Hanya Slogan”.

Pada Agustus Badan Pengawas Makanan dan Obat (Food and Drug Administration /FDA) AS memberikan percepatan persetujuan pada obat HIV baru maraviroc dan raltegravir. Kedua obat tersebut menawarkan harapan bagi pasien terinfeksi jenis HIV yang resistan terhadap hampir seluruh golongan ARV lain yang dirancang untuk memerangi AIDS.

International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) ke-8 dilakukan di Colombo, Sri Lanka, pada Agustus, dengan tema ‘Waves of Change, Waves of Hope (Gelombang Perubahan, Gelombang Harapan)’. Diumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk ICAAP ke-9 di Bali pada 2009.

Pada Oktober diungkapkan bahwa ratusan warga Afrika Selatan terlibat dalam uji coba vaksin AIDS, hasilnya menunjukkan kemungkinan peningkatan risiko infeksi HIV. Uji coba yang dilakukan oleh perusahaan obat Merck itu, dihentikan pada bulan sebelumnya setelah hasil awal menunjukkan bahwa vaksin itu tidak efektif. Menurut peneliti vaksin ternama Dr. Gary Nabel hasil itu dikatakan sebagai “hantaman besar di bidang itu.” Terungkap bahwa tingkat infeksi yang lebih tinggi di antara orang yang menerima vaksin dibandingkan orang yang diberi plasebo. Para ahli mengatakan vaksin itu sendiri tidak dapat menyebabkan infeksi HIV, tetapi mungkin meningkatkan risiko penularan dengan mempengaruhi tanggapan kekebalan.

Tema Hari AIDS Sedunia 2007 ditetapkan oleh BKKBN sebagai ‘STOP AIDS – Tepati Janji’, dengan fokus pada kepemimpinan. Tema internasional tetap ‘Stop AIDS. Keep the Promise’, sama seperti dua tahun sebelumnya. Di antara kegiatan terkait dengan Hari AIDS, beberapa aktivis bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan di Istana Negara.





Sejarah 2008

Awal 2008, Federal Commission for HIV/AIDS Swiss menerbitkan temuan empat penelitian, menunjukkan bahwa Odha yang memakai ART secara efektif tidak dapat menularkan virus melalui hubungan seks tanpa kondom asalkan mereka patuh pada ART, memiliki viral load tidak terdeteksi selama paling sedikit enam bulan, dan tidak memiliki IMS. Dimungkinkan untuk membuktikan secara pasti bahwa penularan adalah mustahil, tetapi mereka melaporkan bahwa bukti ilmiah menunjukkan risikonya sebagai “kecil dan dapat diabaikan.”

Pernyataan Swiss segera dihadapkan pada perdebatan, dengan pertanyaan mengenai keandalan kesimpulan yang diajukan oleh kelompok advokasi HIV/AIDS. Keprihatinan berpusat pada kenyataan bahwa penelitian itu hanya didasarkan pada pasangan heteroseksual dan oleh karenanya lalai untuk melibatkan seks dubur. UNAIDS dan WHO segera mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa penggunaan kondom secara konsisten tetap merupakan cara perlindungan teraman terhadap HIV.

Pada April Direktur Eksekutif UNAIDS, Peter Piot, mengumumkan bahwa beliau akan mengundurkan diri pada akhir 2008. Tajuk rencana jurnal Lancet memuji Piot karena “telah berhasil mengangkat profil epidemi HIV/AIDS sehingga tetap menjadi prioritas tinggi pada agenda kesehatan, politik dan keamanan.” Kemudian diumumkan bahwa Michel Sidibé adalah calon pengganti Piot.

Pada Juni tim ilmuwan di Afrika Selatan diadili dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan Afrika Selatan karena melakukan uji coba klinis tanpa izin dan menjual suplemen vitamin yang tidak terdaftar sebagai pengobatan untuk AIDS. Salah seorang pengawas uji coba tanpa izin, Matthias Rath, sudah sering dikritik karena mempromosikan vitamin sebagai pengganti ARV. Pengadilan Afrika Selatan menghentikan uji coba medis dan melarang Rath mengiklankan pengobatan alternatif untuk AIDS. Juga disoroti tanggung jawab pemerintah Afrika Selatan dan ketidakberhasilannya mencegah Rath menyebarluaskan produknya.

Program pendanaan PEPFAR AS diperbarui pada Juli, menjanjikan 48 miliar dolar AS untuk HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis (TB) untuk tahun fiskal 2009-2013. Jumlah itu adalah tiga kali lipat dana yang diberikan pada lima tahun pertama, dan dipuji oleh aktivis dan organisasi HIV/AIDS internasional.

International AIDS Conference (IAC) ke-17 di Meksiko Agustus dengan tema ‘Universal Action Now (Tindakan Universal Sekarang’. ‘Conference hubs’ dipakai untuk pertama kalinya dalam sejarah Konferensi: jaringan berbagai lokasi di seluruh dunia yang menayangkan sesi konferensi dan diikuti dengan diskusi dengan moderator. ‘Hubs’ dianggap sangat berhasil untuk memperluas jangkauan konferensi.

Di bulan yang sama, UNAIDS menerbitkan laporan 2008 tentang epidemi AIDS sedunia. Tahun 2010 tinggal dua tahun lagi, laporan itu mengingatkan bahwa target tidak akan tercapai kecuali tanggapan dunia diperkuat secara bermakna dan dipercepat. Namun laporan juga menekankan tanda perkembangan mayor pada tanggapan HIV tampak untuk pertama kalinya pada 2008.

Menjelaskan “stabilisasi epidemi dunia”, laporan itu memperkirakan bahwa pada akhir 2007 ada 33 juta Odha di seluruh dunia (turun dari 39,5 juta yang diperkirakan pada akhir 2006). Walaupun banyak penurunan tersebut karena teknik surveilans yang lebih baik di banyak negara, penurunan itu juga mencerminkan penurunan prevalensi HIV di wilayah tertentu, termasuk Afrika sub-Sahara. Laporan itu memperkirakan jumlah kematian terkait AIDS per tahun telah menurun dari 2,2 juta pada 2005 menjadi dua juta pada 2007, mencerminkan peningkatan jumlah orang yang menerima ARV.

Pada September pengunduran diri presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki disambut sebagai kemungkinan titik balik pada kontroversi tentang tanggapan pemerintah Afrika Selatan pada HIV dan AIDS. Penelitian Harvard yang diterbitkan tak lama setelah dinyatakan bahwa lebih dari 330.000 meninggal antara 2000 dan 2005 sebagai akibat langsung dari kegagalan pemerintah Afrika Selatan menyediakan ARV. Keputusan sementara presiden Kgalema Motlanthe agar segera mengangkat menteri kesehatan baru, Barbara Hogan, dirayakan oleh para aktivis AIDS sebagai tanda komitmen baru pada AIDS.

Kontroversi lama diselesaikan pada Oktober dengan pengumuman pemenang Penghargaan Nobel untuk bidang pengobatan. Penghargaan Nobel itu dibagi antara Françoise Barré-Sinoussi dan Luc Montagnier dari Pasteur Institute di Paris atas penemuan mereka terkait HIV, dan ilmuwan ketiga untuk pekerjaannya pada penyakit lain. Keputusan itu bukan untuk menghargai peneliti AS Robert Gallo untuk sumbangsihnya pada pekerjaan awal tentang kebangkitan AIDS, perdebatan hangat tentang siapa yang berhak atas temuan tersebut. Untuk menganugerahkan penghargaan tersebut, komite Nobel, Profesor Bertil Fredholm, menyatakan, “Saya kira sangat jelas bahwa virus pertama kali ditemukan di Institute Pasteur.”

November, ahli hematologi Jerman Gero Huetter mengumumkan bahwa dia telah menyembuhkan laki-laki dengan HIV dengan pencangkokan sumsum tulang dari seorang donor dengan gen yang resistan terhadap HIV. Huetter berbicara dalam jumpa pers di Berlin menyatakan bahwa pasiennya, yang menghentikan ARV setelah pencangkokan dua tahun sebelumnya, tetap menunjukkan virus tidak terdeteksi, sehingga dokter menyatakan dia “sembuh secara fungsional”. Namun, pada umumnya disepakati bahwa pembedahan itu tidak menyediakan penyembuhan AIDS yang masuk akal. Para peneliti mengingatkan bahwa tes lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa HIV sudah benar-benar diberantas dan tidak hanya ditekan ke tingkat yang sangat rendah atau menjadi laten.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...