HIV & AIDS sudah menjadi permasalahan global tentu merupakan persoalan kita bersama. Berdasarkan laporan UNAIDS (2008), Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara di Asia dengan laju perkembangan epidemi HIV tercepat. Jumlah kasus HIV & AIDS yang dilaporkan mengalami percepatan sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987. Hingga saat ini, sudah lebih dari 340 kabupaten/kota (>85% dari total kabupaten/kota) di Indonesia yang melaporkan adanya kasus HIV & AIDS, dan ini akan terus bertambah jika tidak ada upaya maksimal dari pemerintah pusat maupun daerah dalam penanggulangannya. Hingga Maret 2014 tercatat lebih dari 100.000 kasus HIV dan lebih dari 40.000 telah berada pada tahap AIDS. Angka ini masih jauh dari prediksi jumlah sesungguhnya yang diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 kasus. Dan dari jumlah tersebut sekitar 1700 orang per bulan terinfeksi baru HIV yang 17 diantaranya ditularkan oleh Ibu kepada anak.
Terdapat 34 juta orang terinfeksi HIV di dunia (UNAIDS 2013 Global Report). Sebanyak 2,5 juta orang terinfeksi setiap tahunnya dan 1,7 juta orang telah meninggal akibat AIDS. Tren kasus HIV & AIDS menurun dikebanyakan negara di dunia tetapi Indonesia termasuk satu dalam 9 negara yang memiliki peningkatan kasus infeksi HIV pada usia 15-49 tahun lebih dari 25 %.
HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, air susu ibu yang terinfeksi HIV, dan donor darah. Berdasarkan laporan triwulan I tahun 2014 Kementerian Kesehatan, 81% penularan melalui hetero- seksual, 7,8% pengguna jarum suntik, 5% perinatal (penularan ibu ke anak), 0,2% transfusi darah. Disamping itu Indonesia juga tergolong sebagai negara dengan epidemi HIV & AIDS terkonsentrasi, di mana pada wilayah-wilayah tertentu, prevalensi populasi kunci sudah mencapai 5 persen atau lebih. Bahkan Provinsi Papua tergolong sebagai daerah generalized epidemic dimana masyarakat umum pengidap HIV & AIDS sudah lebih dari 1 persen.